Wednesday, November 3, 2010

Memasuki sebuah era baru di White Hart Lane




Tottenham telah mempunyai seorang bintang pujaan baru. Dia adalah Gareth Bale.


Siapa yang menyangka, kepindahannya dari Southampton dengan nilai transfer sekitar 5 - 10 juta poundsterling merupakan tanda kelahiran seorang bintang. Dengan nilai transfer yang cukup besar untuk seorang pemain 17 tahun saat itu, kelihatannya Spurs bakal rugi besar. Bale juga mempunyai rekor yang unik bagi Spurs, yakni tidak pernah memenangkan pertandingan EPL selama 24 game berturut-turut. Itu artinya, ketika Bale bermain, maka Spurs tidak akan menang. Cedera yang menimpanya awal musim lalu juga membuatnya hanya memiliki kesempatan terbatas untuk bermain di skuad utama. Selain itu, posisi murni Bale yakni bek kiri telah diisi oleh Benoit Assou Ekotto, yang kalau bisa dibilang bermain cukup baik dan konsisten.

Peruntungannya baru muncul ketika Ekotto cedera. Dari sinilah Bale mulai bersinar. Ia menunjukkan kemampuan berlarinya yang sangat cepat, walaupun hal ini bukan sebuah syarat utama untuk menjadi seorang bek yang hebat. Untung saja Spurs punya seorang manajer yang hebat, Harry Redknapp. Ia tetap memberikan kesempatan Bale bermain meskipun Ekotto telah sembuh dari cedera. Disinilah Harry menerapkan pola permainan sayap, di mana Ekotto bermain sebagai bek kiri sedangkan Bale menjadi gelandang sayap kiri (ML). Hari demi hari, permainannya semakin membaik.

Puncaknya ketika ia membantu Spurs mengalahkan Inter Milan 3-1 tadi malam. Saya sebagai penggemar berat Spurs, turut menyaksikan sejarah baru klub ini. Mengingat masih banyaknya pemain inti Spurs yang cedera (sebut saja King, Defoe, Corluka, Woodgate, Dawson), Tottenham terlihat sangat menjanjikan untuk kembali masuk empat besar di premier league dan mungkin saja menjadi kuda hitam baru di liga Champion.